Tarakan Smart City

ORASI ILMIAH: SMART CITY SEBAGAI RUANG EKONOMI BERSAMA Disampaikan oleh: Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes dalam Prosesi Wisuda STIMIK PPKIA Tarakan dengan tema: Smart City Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat yang tercurah untuk kita semua sampai hari ini. Hadirin yang terhormat, para wisudawan/wisudawati dan segenap civitas akademik STIMIK PPKIA Tarakanita yang saya banggakan.

Izinkan saya selaku Wali Kota Tarakan untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam forum yang terhormat ini. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait apa yang telah kami impikan bersama, apa yang akan kami kerjakan, dan apa yang telah kami kerjakan selama menjalankan periode pemerintahan ini sejak 01 Maret 2019.

Berangkat dari tema yang diberikan oleh panitia ?Smart City Untuk Kesejahteraan Masyarakat?, orasi ilmiah pada kesempatan ini akan mengangkat sebuah topik yang sudah kita perjuangkan bersama sampai saat ini, yaitu: SMART CITY SEBAGAI RUANG EKONOMI BERSAMA. Mari kita awali dengan dua fakta berikut ini.

Pertama. Dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak pernah terbayangkan sebelumnya, pelopor produk telepon selular berbasis GSM hingga mesin operasi Symbian, katakanlah, pabrikan Siemens, Sony Ericcson dan Nokia bisa tersapu begitu cepat dari pasaran ponsel dunia. Kehadiran mesin operasi android yang melekat di setiap ponsel pintar telah mengganti secara total kehadiran ponsel dengan mesin operasi Symbian. Sesekali Nokia bangkit dengan beberapa seri nya, tapi itu tak cukup untuk bisa menahan gempuran smartphone yang terus berevolusi menempelkan teknologi kecerdasan buatan yang setiap hari digenggam oleh manusia!

Kedua. Ruang publik bernama ?Pasar?. Interaksi orang Indonesia kepada siapa saja pada umumnya hangat dan ramah. Suasana hangat dan ramah sangat mudah kita temui di ruang-ruang publik. Kehangatan dan keramahan itu salah satunya mudah kita dapati di ruang seperti pasar. Dalam perkembangannya ruang seperti Pasar juga terus berevolusi secara wujud dan waktu. Pasar tradisional pada awalnya berevolusi menjadi pusat pertokoan, lalu menjadi pusat perbelanjaan, hingga menjadi pasar raksasa dengan gemerlap cahaya dan tawaran diskon, yang kita kenali dengan istilah Mall. Sebagai warga Tarakan, Mall tidak hanya ingin kita kenali, tapi juga ingin kita hadirkan bersama. Dalam perkembangannya istilah Pasar ataupun Mall tidak lagi terbatasi oleh ruang dan waktu. Transaksi ekonomi dan kebutuhan manusia bukan lagi menjadi milik Pasar dan Mall. Marketplace menjadi pemain baru untuk mengakomodasi segala kebutuhan dan kepentingan yang diinginkan penggunanya. Tanpa temu muka, berdandan, ataupun menyisihkan waktu ke Pasar ataupun Mall, masyarakat atau warganet dapat memenuhi semua kebutuhannya. Begitu pula pelapak di marketplace, tak perlu sewa tempat, bayar listrik, hingga menggaji karyawan, setiap produk dapat dipasarkan hanya dengan modal kamera, tanpa mengenal jam buka tutup. Setiap produk dapat dipasarkan selama 24 jam. Pada tanggal-tanggal cantik, kita semua berburu promo, di shopee, tokopedia, olx, Forum Jual Beli Tarakan, hingga akun-akun onlineshop di platform instagram.

Berawal dari internet, dimanusiakan oleh Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan), diarsipkan melalui digitalisasi, dan dipasarkan melalui beragam Platform.

Dua kondisi di atas adalah gambaran bagi kita semua bahwa disrupsi di segala lini kehidupan terus berlangsung dan akan melenyapkan yang lengah dan engga